Wednesday, March 11, 2009

Cyber Crime

Di samping pencurian, masalah sekuriti lain yang dihadapi para pengguna smartphone, juga ponsel secara umum, adalah SMS sampah.

Bayangkan betapa kesal pengguna smartphone yang sedang melakukan negosiasi bisnis, ketika di tengah pertemuan penting itu dia menerima SMS telemarketing berisi informasi diskon restoran atau promo-promo lain yang tidak penting. Pengguna smartphone memang bisa menghubungi customer service operator seluler bersangkutan untuk meminta agar tidak lagi dikirim SMS-SMS promo. Namun faktanya, permintaan itu jarang ditanggapi.

Artinya, pengguna smartphone tetap saja menerima SMS-SMS sampah tersebut. Saat operator tidak berdaya, tiba saatnya pengguna smartphone bertindak sendiri. Caranya, instal aplikasi sekuriti Kaspersky Mobile Security (KMS) 7.0.Dengan KMS 7.0, pengguna smartphone bisa menyaring dan menghadang SMS tidak diinginkan agar tidak masuk ke dalam smartphone. Fungsi penghadangan sampah-sampah digital itu dilakukan fitur Anti-Spam pada KMS 7.0. Pengguna bisa melakukan penyaringan dengan dua metode, yaitu White List dan Black List.

Dengan metode White List, pengguna KMS 7.0 hanya menerima SMS dari nomor-nomor yang dikehendaki atau nomor-nomor yang ada dalam daftar kontak. Sedangkan dengan metode Black List, pengguna KMS 7.0 mencegah SMS masuk dari nomor yang tidak diinginkan. Dengan metode ini, pengguna memang harus memasukkan secara manual nomor-nomor penebar sampah digital ke dalam daftar hitam.

Secara tradisional, metode Black List agak merepotkan. Contohnya, ketika pengguna smartphone memasukkan nomor '123' ke dalam daftar Black List karena nomor itu sering mengirim SMS sampah, maka nomor-nomor lain yang memiliki kombinasi '123' (misalnya 1234567890 atau 0987654123 dan seterusnya) ikut terkena Black List. Akibatnya, SMS dari nomor '1234567890' dan '0987654123' tidak dapat masuk. Padahal nomor-nomor itu bukan pengirim spam (pesan sampah).

Dengan KMS 7.0, insiden 'salah tangkap' ini tidak akan terjadi. Sebab dengan KMS 7.0, nomor yang dihadang hanya nomor '123. "Yakni benar-benar nomor yang dimasukkan ke dalam Black List oleh pengguna. Dengan begitu, pengguna KMS 7.0 bisa lebih efektif menyaring SMS-SMS sampah, yang sebagian besar berasal dari nomor-nomor tiga digit. Paparan di atas hanya sebuah ilustrasi.

Tentu saja pengguna KMS 7.0 bisa menyaring nomor-nomor lain yang memiliki kombinasi lebih dari tiga digit. Intinya adalah KMS 7.0 hanya menyaring nomornomor yang masuk dalam daftar hitam sehingga nomor-nomor yang tidak bersalah tidak ikut terkena Black List. Director of Technology Kaspersky Lab APAC Nathan Wang berharap, fitur Anti-Theft pada KMS 7.0 dapat membantu para pengguna smartphone menghindari SMS spam.

"Penelitian University of St Gallen, Swiss, mengungkap, sebanyak delapan dari sepuluh pengguna ponsel menerima SMS tidak diinginkan," ujar Wang. (sindo//srn)

New Detected Viruz....

Rabu, 11 Maret 2009, 08:01

Virus hari ini secara umum menyebar melalui dua cara, secara online (melalui jaringan) maupun offline (melalui media penyimpanan fisik). Untuk melakukan infeksi dari satu komputer ke komputer lainnya secara offline, virus akan memanfaatkan tempat penyimpanan yang mudah dibawa-bawa. Mungkin dulunya floppy merupakan media yang paling banyak digunakan, tetapi sekarang muncul flash disk yang berkoneksi USB. Dengan kapasitas yang semakin besar dan harga yang semakin murah, media penyimpanan tersebut semakin digandrungi banyak orang.

Seiring dengan makin meluasnya penggunaan flash disk penyebaran virus dengan mekanisme offline intensitasnya juga makin tinggi khususnya di Indonesia. Para pembuat virus dari dalam negeri makin kreatif dalam mendesain virus dengan trik-trik tertentu untuk mempercepat penyebaran virus yang mereka buat.

Pada awalnya virus hanya akan menempatkan file berupa program virus ke tempat penyimpanan, jadi setiap kali menghubungkan flash disk ke komputer yang terinfeksi, virus akan menempatkan folder/file virus ke flash disk tersebut tanpa diketahui pemilik. Trik ini lambat laun menjadi mudah dideteksi dan file yang mencurigakan tersebut dengan mudah akan langsung dihapus oleh si pemilik.

Kemudian muncul yang namanya teknik rekayasa sosial (social engineering) di mana virus yang dimasukkan ke flash disk menjadi lebih sulit dikenali dengan meniru/membuat file dan folder yang sama dengan yang sudah ada sebelumnya dan menyembunyikan file asli ataupun dengan membuat file atau folder dengan nama-nama yang menarik perhatian pengguna, semua itu dilakukan dengan harapan agar pengguna mengklik file/ folder tersebut sehingga virus bisa aktif dan masuk ke dalam komputer korban.

Cara penyebaran virus yang sekarang ini sedang booming adalah dengan memanfaatkan fitur Autorun yang ada pada sistem operasi Windows. Fitur ini sebenarnya sangat memudahkan kita yang ingin langsung membuka/memainkan file yang ada di media penyimpanan dengan segera. Tetapi para pembuat virus melihat fitur ini sebagai jalan tercepat untuk membantu penyebaran virus. Dengan menanamkan virus beserta file AUTORUN.inf yang sudah ditulis untuk menjalankan file virus di root directory flash disk, setiap kali pengguna menghubungkan flash disk ke komputer yang fitur Autorun-nya aktif, secara otomatis virus akan langsung dijalankan.

Untuk melakukan pencegahan virus menyebar dengan bantuan fitur Autorun kini Anda tidak perlu repot lagi, seperti melakukan langkah-langkah pengaturan yang panjang dan beresiko. Berkat aplikasi portable dari perusahaan keamanan PandaSecurity, Anda sudah bisa melakukan pengamanan terhadap tempat penyimpanan berkoneksi USB, seperti Flash Disk dalam beberapa kali klik saja.